Rabu, 27 Juni 2012

LOVE story

We were both young when I first saw you
I close my eyes
And the flashback starts
I'm standing there
On a balcony in summer air

See the lights
See the party, the ball gowns
I see you make your way through the crowd
And say hello, little did I know

That you were Romeo, you were throwing pebbles
And my daddy said stay away from Juliet
And I was crying on the staircase
Begging you please don't go, and I said

Romeo take me somewhere we can be alone
I'll be waiting all there's left to do is run
You'll be the prince and I'll be the princess
It's a love story baby just say yes

So I sneak out to the garden to see you
We keep quiet 'cause we're dead if they knew
So close your eyes
Escape this town for a little while

'Cause you were Romeo, I was a scarlet letter
And my daddy said stay away from Juliet
But you were everything to me
I was begging you please don't go and I said

Romeo take me somewhere we can be alone
I'll be waiting all there's left to do is run
You'll be the prince and I'll be the princess
It's a love story baby just say yes

Romeo save me, they try to tell me how to feel
This love is difficult, but it's real
Don't be afraid, we'll make it out of this mess
It's a love story baby just say yes

I got tired of waiting
Wondering if you were ever coming around
My faith in you is fading
When I met you on the outskirts of town, and I said

Romeo save me I've been feeling so alone
I keep waiting for you but you never come
Is this in my head? I don't know what to think
He knelt to the ground and pulled out a ring

And said, marry me Juliet
You'll never have to be alone
I love you and that's all I really know
I talked to your dad, go pick out a white dress
It's a love story baby just say yes
 
Cause we were both young when I first saw you

Minggu, 01 April 2012

"Alfamidiku"

Sekedar flash back asal muasal aku bergabung di PT. Midi Utama Indonesia, tbk yg lebih dikenal dgn nama gerainya Alfamidi dan Alfaexpress (skrg ada Lawson)..

Namaku Arum. Anak ketiga dr tiga bersaudara. Ini bukan yg pertama aku memutuskan utk terjun ke dunia retail, sebelummya pun aku pernah menjadi bagian dr Supermarket yg lebih besar dr Alfamidi dan Minimarket yg lebih kecil dr Alfamidi. Biarpun dlm waktu yg relatif singkat, krn Alfamidi adl tempat kerjaku yg ke-4 di tahun pertama aku lulus SMA, bahkan di usiaku yg ketika itu masih 17th.

Bukan hal yg asing pula bagiku mendengar istilah2 dlm dunia retail, krn kk pertamaku -Mas Aji- sampai skrg pun msh eksis di salah satu Minimarket senior yg ga usah disebut namanya disini
dan kk keduaku -Mas Tama- jg pernah menjadi bagian darinya, serta blm lama mengundurkan diri dr Alfamidi beberapa saat sblm aku bergabung di dalamnya. Ehm, cinta pertamaku jg bersemi di dunia retail dan lama menjadi bagian salah satunya.

Okee, kembali ke inti cerita. Aku yg lg nganggur, mlm hari dpt sms dr tetanggaku -Mas Deni- tentang walk in interview di Alfamidi Mekarsari. Tanpa pikir panjang dan tanpa persiapan (fotocopy SKCK ajh ngga sempet) aku berangkat ke alamat yg ditunjuk, pagi2. Sesampainya disana...

Siingggg...
Sepi. Aku sendiri. Terlintas di pikiranku mungkin belum ada yg datang. Atau mungkin aku telat. Atau jgn2, Mas Deni boong. Salahnya aku langsung percaya begitu aja. Refleks aku ngambil hp yg ada di tas, pas banget saat ada cowok berseragam sama denganku (Hitam Putih) lewat di depan mataku dan tanpa basa-basi langsung masuk ke dalam toko. Aku bingung. Belum habis kebingunganku, mas2 itu keluar dr pintu toko dan langsung menggandengku (atau lebih tepatnya menyeret) menyebrangi jalan raya, menjauhi toko.

Baru aja aku mau protes, dia bicara:
"Mba mau test di Alfamidi kann.?" ucapnya sambil cengar-cengir ngga jelas.
"Iyaa..." belum selesai aku bicara, dia kembali berkata.
"Aku jg mba, tp kita tadi salah tempat. Test nya di Alfamidi Mekarsari kan.? Nah itu td Alfamidi Agus Salim. Barusan aku udah tanya, katanya jalan lurus aja ke arah sini" ujarnya agak ngos2an.
"Tapi dari satu Alfamidi ke Alfamidi lain jauh kan jaraknya.?" tanyaku.
"Yaa mau gmn lg mba, di jalur ini ngga ada angkot, gapapa kan skalian olahraga dikit" katanya, kembali cengar-cengir.

Jadilah pagi itu kami berjalan sambil mengobrol. Mas2 itu (namanya Mas Gugun) ternyata pernah bekerja di perusahaan yg sama denganku. Kami cepat akrab. Sampai akhirnya aku melihat barisan muda-mudi di bawah toko berlambang A besar.

Tanpa kata, aku dan Mas Gugun menuju barisan masing2. Tiba di barisan paling belakang, aku menyenggol cewek di depanku. Dia menoleh.
"Ka, tolong peganin tas aku dong. Mau buka jaket nih, panas bgt td abis jalan dr midi agussalim." ucapku sambil tersenyum polos, seolah tanpa dosa. Cewek itu melongo, mungkin dalam hatinya ia bilang:
"Ini bocah songong bgt, SKSD lagi" hehhee bodo amat
Tapi tanpa protes, dia memegang tasku dan memulai pembicaraan. Kami ngobrol, sampai selesai test interview dan menunggu test tertulis di atas (mess pramu).

Ternyata disana, aku dpt tempat duduk di belakang dia, barulah kami sempat berkenalan. Namanya Ka Ria. Kami keasyikan ngobrol sampai hampir lupa dgn cewek anteng di sebelah kananku. Akhirnya kamipun berkenalan, aku tau namanya Gesy (setelah ngintip dikit di biodata lamarannya). Dia ini cewek asli jawa, dtg ke seini bareng sepupunya (cowok) yg skrg keliatan lg ngobrol sm Mas Gugun. Di sampingnya lg ada Teh Etrin. Kami ngobrol di sela2 test berlangsung.

Singkat cerita, kami dinyatakan lulus test dan diminta kehadirannya utk tandatangan kontrak di Alfamidi Cililitan tanggal 10 Mei 2011. Yang berarti seminggu setelah test hari ini berlangsung. Kamipun pulang dgn senyum, setelah saling bertukar nomor handphone.
 ***

 
Aku melamun, sambil sesekali melirik fotoku di masa kecil. Terbayang kembali masa2 indah itu, ketika belum ada masalah yg membebani hati dan pikiran. Terbuai dengan mimpi, cita dan semua asa yg selama ini berusaha ku pertahankan. Tapi ya sudahlah, kini semua menjurus ke dunia yg dulu sm sekali tak pernah ku sangka. Jadi kasir, profesi yg mungkin ngga pernah disebut anak TK atau SD ketika ditanya tentang apa cita2nya. Biar bagaimanapun jg aku harus berjuang, utk tetap hidup dan belajar mandiri (setidaknya utk saat ini) dan meneruskan cita2ku dulu (jika memungkinkan, dlm konteks jangka panjangnya).

"drrt..drrtt.." hp SEk320i yg udah setia menemaniku sekitar 2th terakhir ini bergetar, membuyarkan lamunanku. Ada 1 new message, from ~ka ria~
'rum, bsk selasa ktmuan d.terminal yaa, brg k.clilitan.a, cz gw gatau jln'
ngga butuh waktu lama utk mengetik bls.an sms nya:
'ok ka, jm brp? sm cp ajh?' sent, pesan terkirim. Beberapa detik kemudian, pesan diterima.
'td gw udh sms yg lain, bsk ktmuan d.terminal jm 7' ohh, aku bls lg aah.
'sip ka, jgn ngaret yaa, mpe ktmu bsk'

Malam harinya, aku mempersiapkan semua yg perlu kubawa utk tandatangan kontrak besok pagi di Alfamidi Cililitan besar. HP ku kembali bergetar, kali ini 1 new message from ~081331950xxx~ nomor tak dikenal. Segera kubaca smsnya:
'asslm rum, ni novi. bsk k.cililitan sm cp?' hahh, Novi.? Novi mana yaa.? Kayanya kmrn ngga kenalan sm yg namanya Novi. Langsung aja aku bales smsnya.
'mba ank midi jg yaa.? ak bsk brg tmn2, kl mau brg ktmuan d.trminal jm 7' aku menunggu, balasan sms.
'ya, ok dh rum, bsk tgguin ya' balasnya, yayaya ucapku dalam hati. Ternyata Mba Novi ini dpt nomerku dr Teh Etrin, yg besok berhalangan hadir.

Pagi harinya, aku berangkat ke terminal bekasi sendirian. Aku sms Gesy, ternyata dia bareng sepupunya itu (aku lupa namanya). Aku sms Mas Gugun, katanya dia nunggu di Carrefour (tapi akhirnya dia naik bus duluan dan ngga bareng kami). Sampai terminal, aku ketemu Mba Novi. Biarpun belum kenal, tp ngga sulit mencarinya (tinggal liat aja yg pake baju item-putih). Sedangkan Ka Ria belum datang jg, padahal udah ngaret setengah jam dr waktu perjanjian. Akhirnya aku dan Mba Novi memutuskan utk naik bus dluan (mayasari p9ba) sesaat sebelum Ka Ria datang setengah berlari sambil agak ngos2an.
"Wah gw ditinggal" sungutnya. Kami hanya cengar-cengir mnta maaf, siapa yg salah. Kami duduk di bangku kursi tiga, aku di tengah. Sepanjang perjalanan, aku yg mendominasi pembicaraan (bahkan suara pengamen dan kenek bus pun kalah sm suara aku)

Tiba di depan PGC, kami turun. Ternyata Mas Gugun yg udah naik bus duluan masih dengan sabar menunggu kami disana, biar sampai Alfamidinya bareng katanya. Kami berempat skrg, menyusuri jalan menuju toko berlambang A besar. Yap, ketemu. Sudah ada banyak orang disana, aku mencari sosok Gesy. Aha, cewek jawa itu mesam-mesem di pojok toko dekat jalan raya, sepupunya ada di dekatnya. Kami menghampiri mereka, saat ingin memulai pembicaraan ternyata aku ngga bisa. Karena tepat di sampingku ada cewek yg super bawel (mungkin 11-12 sm aku)
Ngga butuh waktu lama utk tau namanya, Ka Evi. Di sebelahnya ada lagi Sari, kami berenam (aku, ka ria, mba novi, gesy, ka evi, sari) sangat cepat akrab. Apa saja bisa menjadi bahan obrolan kami. Kalau Mas Gugun jgn ditanya, dia pasti sm temen2 cowoknya dong.

Singkat cerita, kami diberitahu untuk menjalani masa pra training di toko selama 2 hari. Lalu kembali lagi ke Alfamidi Cililitan (kasir) dan ke Alfamidi Puloribung (pramuniaga) utk menjalani masa training. It's mean, ini hari terakhir kami bersama Mas Gugun dlm kondisi begini. Kami pulang rombongan, sekitar 8orang kalau aku ngga salah ingat.

Selanjutnya sm seperti kmrn, pagi ktmuan di terminal. Biarpun Ka Ria dan Gesy sempet lebih memilih utk tinggal di mess daripada harus bolak-balik terus Bekasi-Cililitan. Sedangkan Ka Evi ngga naik mayasari. Tapi kami berenam terutama, menjalani masa2 training yg menyenangkan. Sensasi nungguin temen di terminal, macet2an dan panas2an, rasa takut telat, make up di bus, ngecengin supir mayasari yg kata Ka Ria cakep, ketawa-ketiwi kalau pengamen bawain lagu yg nyindir suasana hati, shock ngejar2 mayasari bareng trainer, dan saling berbagi menghiasi hari2 kami selama hampir tiga minggu. Disini kami kenal jg sm Leha, Mba Mega dan teman dekatnya Mba Cucu.

Sampai akhirnya saat penempatan, kami berenam ditempatin di toko yg berbeda. Kecuali Ka Ria dn Mba Novi, jg bareng sm Mba Mega (Alfamidi Wismajaya) biarpun Mba Novi cuma beberapa hari disana, krn slnjt nya dipindah ke Alfamidi Mekarsari. Selain itu, Gesy dan Sari (Alfamidi Zamrud). Ka Evi bareng sm Leha (Alfamidi Patriot). Dan aku, benar2 sendiri baik di area maupun di toko (Alfamidi Harapan Baru). Selanjutnya tinggal bagaimana nasib kami di toko masing2.
 ***


Alfamidi Harapan Baru, itu tujuanku kini dan hari2 selanjutnya setelah melewati masa training. Kalau aja boleh milih, pasti midi harapan baru (disingkat HBR, kode toko sc24) ngga ada di daftar pilihanku. Selain krn jarak tokonya yg lumayan jauh dari rumahku, jg krn toko ini dekat dgn tempat kerjaku sebelumnya. Ooh satu lagi, entah knp toko ini memberi kesan pertama yg kurang mengenakkan buatku. Entah krn pejabat pertama (Ast. Kepala Toko) yg sepertinya kurang respect dgn keberadaanku disana, atau memang krn jumlah kasir disana yg sudah banyak (ada 6, plus kasir freshfood 1) sehingga aku merasa agak tidak dibutuhkan. Tapi perlu diketahui jg bahwa toko ini termasuk toko yg salesnya lumayan, agak ramai.

Whatever lahh, yg ada di pikiranku cuma satu: semua akan baik2 aja, biarkan waktu memberi jalan. Hari pertama kerja masuk pagi, aku tiba di toko jam 06:15 pagi. Toko sudah buka, aku melihat seorang pramuniaga yg berdiri di meja kasir. Dia melihat ke arahku, aku tahu namanya Mas Ucup. Obrolan singkatpun terjadi,  ngga lama krn ada cowok dgn tampang yg agak menyebalkan (menurutku, saat itu hehhe) menghampiri kami dari arah selasar. Itu pejabat pertama kami, jauh sebelum aku menginjakkan kaki disini aku sudah diberi tahu namanya Ka Falah. Ekor matanya melirik ke arahku, lalu dengan suara hambar yg hampir terdengar tanpa nada ia bertanya:
"Udah ditempatin disini.?" ohoh sepertinya dia bertanya kepadaku, jadi aku harus menjawab.
"Iya pak" jawabku sekenanya.
"Hmm ya udah, sementara bantuin pramunya dulu aja." lalu berbagai intruksi diberikan padaku. Bersih2, display, planogram, facing out, pengawasan dll.

Aku mencoba mengingat, selain mereka berdua di pagi hari pertamaku di midi HBR, aku bersama 2orang kasir lainnya. Mba Ningsih, dia termasuk kasir senior disini. Dan juga Mba Mut, NIK nya cuma beda sebulan sm aku. Siang harinya (waktu yg masuk shift 2 udah dtg) aku berkenalan lagi dgn yg lainnya. Aku sedang mengerjakan planogram rak pembalut, ketika seorang cewek menghampiriku dan bergaya sampai dia terpeleset jatuh sendiri di depanku, namanya Mba Biah (yg skrg lebih akrab kupanggil Mba Siti). Bukannya malu, dia malah tertawa cekikikan bersama kasir paling senior yg bernama Mba Tri. Selain itu ada kasir yg aku ingat jelas paling pendiam, tertutup dan pemalu, itu Mba Linda. Lalu ketika aku selesai shlt dzuhur, aku bertemu dgn satu kasir lg yg bernama Mba Eli.

Kasir lain yg ada di divisi freshfood adlh Mba Diana. Dia satu2nya kasir FF krn yg lain adlh pramuniaga FF yaitu Mas Abukhori dan Aa Jujun yg waktu itu jg satu shift jg dgn ku. Kalau utk pejabatnya, Ka Falah dibantu oleh Pak Dhiyannur. Serta Ka Jajang dan Mas Ragil (bombom) yg saat itu berstatus sbg Merchandiser. Bukan hal yg sulit bagiku utk mengingat mereka semua, krn hampir setiap masing2 mereka memiliki cerita tersendiri denganku. Seperti pramuniaga yg bernama Ronal, yg blm lama kenal aja bilang menganggapku sbg adik. Lalu ada jg Imam yg paling sering ngeledek aku dan berbagi pendapat denganku. Selain itu ada jg Akhmadi,  dan Adam (mas bray) yg kata2nya bijak tp mulut sok tahunya itu mgga pernah bisa berhenti adu argumen denganku.

Aku melamun sejenak, teringat teman2 trainingku. Mba Mega dan Ka Ria yg saat itu msh di midi wisma. Mba Novi yg dipindah ke midi mekarsari. Sari yg akhirnya dipindah ke Kaliabang 2, setelah niat resign klu ngga dipindah2.  Ka Evi dan Gesy yg udah resign duluan. Ahh aku kangen kalian.

Kembali ke topik. Ngga lama setelah kedatanganku di midi HBR pada 28Mei, krn suatu alasan Mas Ucup dimutasi. Jadilah aku mewarisi rak snack dan chiki tanggung jawabnya disini, cukup menarik utk seorang kasir baru. Mulai update planogram satu persatu, cek expired dan label price. Ketika mengalami kesulitan saat2 itu, aku sering mendapat bantuan dr Ka Falah. Aku mulai berfikir bahwa dia tidak semenyebalkan kesan pertamanya, biarpun bantuannya buatku terkadang mengundang rasa iri terutama dr kasir2 lain. Tapi yaa begitulah dunia retail. Iri, dengki, hasud, cari muka, perasaan paling benar, paling capek, paling banyak kerja, dan paling berpengaruh memang kerap kali memaknai warna-warni dunia retail. Pikiran berlebihanku pun saat itu ngga perlu terlalu dipermasalahkan, kurasa. Karena berbagai masalah yg timbul dr faktor internal msh bisa dihadapi bersama selama kami masih kompak, utuh, saling berbagi dan saling menjaga. Bahkan faktor eksternal sekalipun.

Aku pun hampir ngga pernah menyangka, akan merindukan walau sedikit, masa2 disana yg dulu kuanggap amat menyebalkan.
 ***


Retail lagi, retail lagi. Ngebahas dunia retail emank ngga ada habisnya. Sekitar 2bln pertamaku menjadi bagian keluarga besar Alfamidi Harapan Baru, ada penambahan karyawan seiring sales toko yg juga terus meningkat menjelang bulan Ramadhan khususnya. Dua pramuniaga baru, Didi dan Nandar. Pertama aku kenal mereka biasa2 aja, yaa seperti karyawan baru pada umumnya. Lalu datang lagi dua pramuniaga baru, Rizal dan Robi (sayangnya mereka cm gabung sebentar).

Perpindahan dan arus keluar masuk karyawan terjadi sangat cepat dalam waktu yg relatif singkat. Ka Jajang dan Mba Eli pindah ke toko Alfamidi Perumnas. Banyaknya karyawan yg mengundurkan diri jg menjadi salah satu penyebab ketimpangan formasi internal toko kami. Tentu customer tetap mengharapkan service maksimal walau dlm kondisi terburuk sekalipun, dan kami selalu berusaha memberi yg terbaik. Meskipun tak jarang hadiah berupa cacian, umpatan, celaan, bentakan nada sinis dan kata kasar yg kami terima, kami akan dan harus selalu tersenyum ramah
(curhat dikit) hehhe

Saat2 sulit ketika jumlah karyawan semakin menipis, sehingga hanya menyisakan 4kasir (aku, Mba Ningsih, Mba Mut, Mba Siti) pramuniaga reguler (Imam, Adam, Mas Yudi, Nandar) pramuniaga ff (Didi, Mas Abu) pejabat (Ka Falah, Ka Firman). Situasi seperti inilah yg pada dasarnya membawa kami pada kebersamaan yg luar biasa bila dikenang. Sensasi setiap malam perubahan harga, bersama2 semalaman full utk Stock Opname, detik2 penantian tanggal 28, serta sekian moment lainnya yg cukuplah mengobati sedikit kemuakan dan rasa sakit hati kami disini. Serba-serbi midi, toko sejuta cerita, begitulah aku memaknainya.

Jendela pertemananku pun bukan hanya sebatas karyawan Alfamidi HBR saja, tapi jg para customer dan karyawan Alfamidi toko lain. Sebut saja namanya Reyza, Rushmawan, Reni, Vonny, Mas Fery dan beberapa teman yg ngga bisa kusebut satu persatu. Rasa senasib sepenanggungan memang membuat kami jd amat mudah mengakrabkan diri, tentu saja bagi yg berharap ada sedikit kisah cinta seperti di sinetron2 itu ada kalanya memang benar. Bagaimana tidak, kami menjalani keseharian bersama jd wajar jika ada benih2 cinta yg tumbuh. Tapi untungnya aku tidak termasuk (hehhe mungkin tidak untuk karyawan midi lebih tepatnya) dan untungnya jg tidak lama kemudian ada penambahan karyawan lagi (ada Taufik, Dani, Dana, Faisal, Purwanto, Fadli-udah resign- Lia dan Teh Devi) yg dapat dikatakan amat membantu karena tidak lama setelah kedatangan mereka, Imam, Mba Mut, Mba Ningsih dan Adam jg mengundurkan diri.

Setiap orang punya karakteristik masing2. Disini kami belajar untuk saling mengerti dan menghargai satu sama lain, baik dalam berupa latar belakang suku, budaya atau apapun istilahnya, kami belajar banyak disini. Belajar untuk mendengarkan. Belajar untuk ikhlas . Belajar untuk sabar. Belajar untuk selalu bersikap tenang, ramah dan jujur. Integritas dan kerja keras adalah salah satu modal utama kami. Aku yakin bahwa mereka yg masih bertahan memiliki alasan2 tertentu yg menguatkannya, sama seperti aku saat ini. Mungkin saja Alfamidi bukan sebatas tempat kerja, tapi jg rumah kedua baginya. Sama seperti anggapan keluarga kepada seluruh rekan kerja. Positif thinking, itulah kuncinya. Bahkan ketika kami kehilangan banyak teman sebagai rekan kerja, tidak pernah terlintas sedikitpun di fikiranku bahwa mereka hanya pecundang yg lemah dan lari dari masalah. Tidak, tidak sedikitpun. Slogan "yang kuat yang bertahan" itu bahkan tidak berarti apapun dimataku. Kalian bebas memilih jalan hidup yg terbaik, hanya satu kuncinya: jangan pernah ragu. Karena ketika kalian memutuskan untuk tidak berjuang bersama kami lagi disini, pada saat itulah aku tahu bahwa kalian kuat dan sama kuatnya seperti kami yg masih bertahan. Hanya saja jalan kita berbeda, itu bukan masalah. Ada kalanya perubahan memang diperlukan. Sejuta impian terhampar di luar sana, raih dan gapailah sembari tersenyum  

Mungkin terdengar agak sedikit berlebihan jika aku menggunakan kata ganti 'kalian'. Yap, karena mungkin akupun akan sama seperti kalian. Entah berapa lama lagi aku menjadi keluarga besar Alfamidi Harapan Baru khususnya, karena rasa jenuh dan berbagai alasan lainnya membuatku sampai pada satu keputusan. Mutasi atau resign. Kurasa aku sudah cukup menikmati pahit manis 8bln pertamaku disini. Aku butuh suasana baru, tantangan baru, dan masalah baru tentunya.
 ***

Aku melewati masa2 yg tidak terlupakan selama 8bln pertamaku di Alfamidi Harapan Baru, memang bukan berarti aku selalu happy disana. Setidaknya sampai ada beberapa kejadian di luar kendaliku, yg memberi efek lumayan berpengaruh pd produktivitas kerjaku. Hingga suatu sore, aku sedang mencetak label price rak sabun dan update planogramnya ketika mendengar suara mesin print yg berhenti. Segera aku hampiri mesin print di area server dan berniat untuk mengambil hasil cetakan label price tsb yg ternyata sudah berpindah ke tangan Ka Falah (kalian tentu ingat pejabat pertamaku). Dia bicara, dengan seulas senyum yg tampak seperti agak dibuat2.
"Masih mau pindah toko ngga.? ke Kaliabang 1"
"Hahh.??!!" aku bingung. Karena bukan sekali duakali dulu aku minta pindah toko, tapi selalu ditolak dgn alasan toko kamipun kekurangan kasir. Tapi skrg ketika aku mulai mencoba dan sedikit berhasil menemukan kenyamanan baru meski dalam konteks yg agak sedikit berbeda disini, ia..
"Kalau masih mau nanti diurus, biarin aja disini kasirnya 4 gapapa" ujarnya enteng. Seringan kertas label price rakku yg kini ada di tangannya. Refleks aku ambil paksa kertas itu (memang agak tdk sopan), tapi ia berhasil berkelit dan alhasil kertas itu tetap di tangannya.
"Jawab dulu.." ia kembali bersuara.
"Oh, emang knp.? tau2 nawarin pindah" ucapku asal, mataku masih melirik kertas yg ada di tangannya.
"Yaa biar deket rumah, kasian ibunya arum klu nganter jmput disini kejauhan.." Matanya sejenak seperti ekspesi org sedang menerawang, akupun berhasil merebut kertasku yg dipegangnya. Lalu berkata..
"Terserah klu emang mau dipindah.." aku bicara sambil berlalu, menuju rak cepat2 menyelesaikan pekerjaanku sblm toko mulai ramai dan aku harus stand by di meja kasir.

Sore hari hujan turun dengan anngun membasahi kota Bekasi. Ka Falah berjalan ke arah pintu toko dan persis dihadapanku ia berkata:
"Besok ngga usah masuk disini lagi" Aku melongo. Hingga malam waktu pulang aku ngga sempat bertanya lagi, apa maksud ucapannya. Kalau memang udah dipindah, masa iya begitu caranya.?
Aku jd bingung harus masuk apa dan dimana besok. Semalaman suntuk otakku mampet, yg ada di fikiranku saat itu hanya aku udah ngga diangep, dan ngga dibutuhin lagi di Harapan Baru. Sementara aku ngga yakin akan diterima dgn baik di Kaliabang 1, kalau blm ada konfirmasi serah terima karyawan disana. Aku merasa terbuang, atau dibuang lebih tepatnya. Semua perjuanganku di toko selama ini seolah ngga ada artinya sama sekali. Terlebih saat aku ingat bahwa besok giliran aku libur, tp krn aku tukeran libur sm Teh Devi itu berarti besok aku harus masuk pagi, di Harapan Baru. Entah kedatanganku msh diharapkan atau tdk, setelah perang batin yg lumayan menyiksa aku memutuskan untuk berangkat. Semata-mata krn aku merasa harus professional menggantikan posisi Teh Devi pagi ini, meskipun aku mungkin udah diusir secara halus kemarin.

Aku masuk toko seperti biasa hari itu. Karena tak lama berselang saat aku kembali menginjakkan kakiku disana, Ka Falah bicara:
"Sorry smlm ketiduran, nanti pindahnya awal Januari. Skrg bantu2 disini dulu takut rame" O-ohh. Saat ini aku benar2 bisa menyimpulkan betapa sebuah kata2 dapat terasa amat berarti, dan menyakitkan sekaligus hampir dlm waktu yg bersamaan. Aku menikmati hari2 terakhirku sebagai kasir disana, merasakan kedekatan dan kenyamanan dgn sesama karyawan satu sama lain. Sampai tepat pada awal Januari, aku melihat ke data jadwal di komputer server, yg blm sempat di print-out. Membacanya dengan sedikit berhati2 sampai mataku sakit lantaran lupa berkedip.
"Knp jadwalku dibikin full ampe akhir bulan.? kann katanya awal bulan jg udh dipindah gmn sii" ujarku sambil merengut.
"Ngga jd pindahnya" semudah itu kata yg keluar dr mulut Ka Falah.

Perasaanku campuraduk antara marah sedih dan kecewa. Aku uring2an hari itu, dan hari2 selanjutnya. Untungnya tidak berlangsung lama krn pd hari ketiga diawal tahun 2012, aku dpt tlp dr toko.
"Besok masuk siang ya di Kaliabang 1" aku kenal itu suara Ka Falah.
"Hahh.? besok kann harusnya aku libuur ka" ucapku dgn nada pasrah.
Setelah sedikit berdebat, akhirnya akupun menurut. Siang keesokan harinya, aku tiba di depan Alfamidi Kaliabang 1. Dengan langkah pasti aku membuka pintu toko, terlihat 2kasir (setelah kenalan aku tau namanya Mba Is dan Emy) sedang di area server. Sebelum ada lirikan penuh tanda tanya aku memulai pembicaraan:
"Mba, pejabatnya ada.?"
"Pejabatnya lg ke Harapan Baru, mba. Nganterin kasir yg pindah kesana" Emy yg menjawab.
"Oh, aku kasir pindahan dari Harapan Baru. Kirain aku doang yg dipindah, ternyata di rolling yaa" ujarku.
"Iyaa mba, sii Deliska pindah kesana. Mba, Mba Arum yaa.? tanyanya. Rupanya ia sudah tau namaku.
Aku berjalan ke area gudang, disana perkenalanku pun berlanjut. Ada 2org yg sudah lama aku kenal sblm nya krn aku jg pernah in store di toko ini, aku ingat namanya Ka Teguh dan Mas Arif. Lalu selebihnya aku berkenalan dgn Mba Diah, Nita, Anjar, Yuhan, Mas Ipul dan pejabat pertamaku Pak Maman. Lalu ketika toko kami butuh perbantuan pejabat dari toko lainpun, itulah pertama kali aku mengenal Mas Fery dan Aa Dian.
Jujur aku melewati hari2 pertamaku dgn cukup banyak adaptasi, krn segala sesuatunya berbeda disini. Kalau boleh bisa dibilang, berbanding terbalik 180derajat. Aku merasa harus bisa mengambil banyak pelajaran dari kedua elemen yg berbeda itu krn semua ada sisi baik dan buruknya. Tentunya serba- serbi midi akan dan selalu ada disini, aku menjalani masa2 sulit antara krisis kepercayaan dan keterbukaan. Hal2 tdk menyenangkan diluar kendali memang pasti terjadi, saat ketika harus ada suara mayoritas yg harus didengar meski blm teruji keabsahannya. Aku berusaha untuk bersikap netral dan terbuka pada setiap dinamika maupun perbedaan yg muncul. Mencoba bersikap tenang, mengesampingkan ego meski dlm kondisi yg amat sulit sekalipun. Integritas dan loyalitas tetaplah yg utama. Sampai akhirnya aku sampai pd satu keputusan yg merupakan akhir dari perjalananku di Alfamidi, dan semoga saja menjadi awal yg baik bagiku utk memulai di tempat dan kesempatan lain. Resign.
 ***

nb: maaf nd makasi buat temen2 midi smua,, slmt berjuang
^-^THE END^-^