Sekedar flash back asal muasal aku bergabung di PT. Midi Utama
Indonesia, tbk yg lebih dikenal dgn nama gerainya Alfamidi dan
Alfaexpress (skrg ada Lawson)..
Namaku Arum. Anak ketiga
dr tiga bersaudara. Ini bukan yg pertama aku memutuskan utk terjun ke
dunia retail, sebelummya pun aku pernah menjadi bagian dr Supermarket yg
lebih besar dr Alfamidi dan Minimarket yg lebih kecil dr Alfamidi.
Biarpun dlm waktu yg relatif singkat, krn Alfamidi adl tempat kerjaku yg
ke-4 di tahun pertama aku lulus SMA, bahkan di usiaku yg ketika itu
masih 17th.
Bukan hal yg asing pula bagiku mendengar
istilah2 dlm dunia retail, krn kk pertamaku -Mas Aji- sampai skrg pun
msh eksis di salah satu Minimarket senior yg ga usah disebut namanya disini
dan
kk keduaku -Mas Tama- jg pernah menjadi bagian darinya, serta blm lama
mengundurkan diri dr Alfamidi beberapa saat sblm aku bergabung di
dalamnya. Ehm, cinta pertamaku jg bersemi di dunia retail dan lama
menjadi bagian salah satunya.
Okee, kembali
ke inti cerita. Aku yg lg nganggur, mlm hari dpt sms dr tetanggaku -Mas
Deni- tentang walk in interview di Alfamidi Mekarsari. Tanpa pikir
panjang dan tanpa persiapan (fotocopy SKCK ajh ngga sempet) aku
berangkat ke alamat yg ditunjuk, pagi2. Sesampainya disana...
Siingggg...
Sepi.
Aku sendiri. Terlintas di pikiranku mungkin belum ada yg datang. Atau
mungkin aku telat. Atau jgn2, Mas Deni boong. Salahnya aku langsung
percaya begitu aja. Refleks aku ngambil hp yg ada di tas, pas banget
saat ada cowok berseragam sama denganku (Hitam Putih) lewat di depan
mataku dan tanpa basa-basi langsung masuk ke dalam toko. Aku bingung.
Belum habis kebingunganku, mas2 itu keluar dr pintu toko dan langsung
menggandengku (atau lebih tepatnya menyeret) menyebrangi jalan raya,
menjauhi toko.
Baru aja aku mau protes, dia bicara:
"Mba mau test di Alfamidi kann.?" ucapnya sambil cengar-cengir ngga jelas.
"Iyaa..." belum selesai aku bicara, dia kembali berkata.
"Aku
jg mba, tp kita tadi salah tempat. Test nya di Alfamidi Mekarsari kan.?
Nah itu td Alfamidi Agus Salim. Barusan aku udah tanya, katanya jalan
lurus aja ke arah sini" ujarnya agak ngos2an.
"Tapi dari satu Alfamidi ke Alfamidi lain jauh kan jaraknya.?" tanyaku.
"Yaa mau gmn lg mba, di jalur ini ngga ada angkot, gapapa kan skalian olahraga dikit" katanya, kembali cengar-cengir.
Jadilah
pagi itu kami berjalan sambil mengobrol. Mas2 itu (namanya Mas Gugun)
ternyata pernah bekerja di perusahaan yg sama denganku. Kami cepat
akrab. Sampai akhirnya aku melihat barisan muda-mudi di bawah toko
berlambang A besar.
Tanpa kata, aku dan Mas Gugun menuju
barisan masing2. Tiba di barisan paling belakang, aku menyenggol cewek
di depanku. Dia menoleh.
"Ka, tolong peganin tas aku dong. Mau
buka jaket nih, panas bgt td abis jalan dr midi agussalim." ucapku
sambil tersenyum polos, seolah tanpa dosa. Cewek itu melongo, mungkin
dalam hatinya ia bilang:
"Ini bocah songong bgt, SKSD lagi" hehhee bodo amat
Tapi
tanpa protes, dia memegang tasku dan memulai pembicaraan. Kami ngobrol,
sampai selesai test interview dan menunggu test tertulis di atas (mess
pramu).
Ternyata disana, aku dpt tempat duduk di belakang
dia, barulah kami sempat berkenalan. Namanya Ka Ria. Kami keasyikan
ngobrol sampai hampir lupa dgn cewek anteng di sebelah kananku. Akhirnya
kamipun berkenalan, aku tau namanya Gesy (setelah ngintip dikit di
biodata lamarannya). Dia ini cewek asli jawa, dtg ke seini bareng
sepupunya (cowok) yg skrg keliatan lg ngobrol sm Mas Gugun. Di
sampingnya lg ada Teh Etrin. Kami ngobrol di sela2 test berlangsung.
Singkat
cerita, kami dinyatakan lulus test dan diminta kehadirannya utk
tandatangan kontrak di Alfamidi Cililitan tanggal 10 Mei 2011. Yang
berarti seminggu setelah test hari ini berlangsung. Kamipun pulang dgn
senyum, setelah saling bertukar nomor handphone.
***
Aku melamun, sambil sesekali melirik fotoku di masa kecil. Terbayang
kembali masa2 indah itu, ketika belum ada masalah yg membebani hati dan
pikiran. Terbuai dengan mimpi, cita dan semua asa yg selama ini berusaha
ku pertahankan. Tapi ya sudahlah, kini semua menjurus ke dunia yg dulu
sm sekali tak pernah ku sangka. Jadi kasir, profesi yg mungkin ngga
pernah disebut anak TK atau SD ketika ditanya tentang apa cita2nya. Biar
bagaimanapun jg aku harus berjuang, utk tetap hidup dan belajar mandiri
(setidaknya utk saat ini) dan meneruskan cita2ku dulu (jika
memungkinkan, dlm konteks jangka panjangnya).
"drrt..drrtt.."
hp SEk320i yg udah setia menemaniku sekitar 2th terakhir ini bergetar,
membuyarkan lamunanku. Ada 1 new message, from ~ka ria~
'rum, bsk selasa ktmuan d.terminal yaa, brg k.clilitan.a, cz gw gatau jln'
ngga butuh waktu lama utk mengetik bls.an sms nya:
'ok ka, jm brp? sm cp ajh?' sent, pesan terkirim. Beberapa detik kemudian, pesan diterima.
'td gw udh sms yg lain, bsk ktmuan d.terminal jm 7' ohh, aku bls lg aah.
'sip ka, jgn ngaret yaa, mpe ktmu bsk'
Malam
harinya, aku mempersiapkan semua yg perlu kubawa utk tandatangan
kontrak besok pagi di Alfamidi Cililitan besar. HP ku kembali bergetar,
kali ini 1 new message from ~081331950xxx~ nomor tak dikenal. Segera
kubaca smsnya:
'asslm rum, ni novi. bsk k.cililitan sm cp?' hahh,
Novi.? Novi mana yaa.? Kayanya kmrn ngga kenalan sm yg namanya Novi.
Langsung aja aku bales smsnya.
'mba ank midi jg yaa.? ak bsk brg tmn2, kl mau brg ktmuan d.trminal jm 7' aku menunggu, balasan sms.
'ya,
ok dh rum, bsk tgguin ya' balasnya, yayaya ucapku dalam hati. Ternyata
Mba Novi ini dpt nomerku dr Teh Etrin, yg besok berhalangan hadir.
Pagi
harinya, aku berangkat ke terminal bekasi sendirian. Aku sms Gesy,
ternyata dia bareng sepupunya itu (aku lupa namanya). Aku sms Mas Gugun,
katanya dia nunggu di Carrefour (tapi akhirnya dia naik bus duluan dan
ngga bareng kami). Sampai terminal, aku ketemu Mba Novi. Biarpun belum
kenal, tp ngga sulit mencarinya (tinggal liat aja yg pake baju
item-putih). Sedangkan Ka Ria belum datang jg, padahal udah ngaret
setengah jam dr waktu perjanjian. Akhirnya aku dan Mba Novi memutuskan
utk naik bus dluan (mayasari p9ba) sesaat sebelum Ka Ria datang setengah
berlari sambil agak ngos2an.
"Wah gw ditinggal" sungutnya. Kami hanya cengar-cengir mnta maaf, siapa yg salah.
Kami duduk di bangku kursi tiga, aku di tengah. Sepanjang perjalanan,
aku yg mendominasi pembicaraan (bahkan suara pengamen dan kenek bus pun
kalah sm suara aku)
Tiba di depan PGC, kami turun. Ternyata
Mas Gugun yg udah naik bus duluan masih dengan sabar menunggu kami
disana, biar sampai Alfamidinya bareng katanya. Kami berempat skrg,
menyusuri jalan menuju toko berlambang A besar. Yap, ketemu. Sudah ada
banyak orang disana, aku mencari sosok Gesy. Aha, cewek jawa itu
mesam-mesem di pojok toko dekat jalan raya, sepupunya ada di dekatnya.
Kami menghampiri mereka, saat ingin memulai pembicaraan ternyata aku
ngga bisa. Karena tepat di sampingku ada cewek yg super bawel (mungkin
11-12 sm aku)
Ngga butuh waktu lama utk tau namanya, Ka
Evi. Di sebelahnya ada lagi Sari, kami berenam (aku, ka ria, mba novi,
gesy, ka evi, sari) sangat cepat akrab. Apa saja bisa menjadi bahan
obrolan kami. Kalau Mas Gugun jgn ditanya, dia pasti sm temen2 cowoknya
dong.
Singkat cerita, kami diberitahu untuk menjalani masa
pra training di toko selama 2 hari. Lalu kembali lagi ke Alfamidi
Cililitan (kasir) dan ke Alfamidi Puloribung (pramuniaga) utk menjalani
masa training. It's mean, ini hari terakhir kami bersama Mas Gugun dlm
kondisi begini. Kami pulang rombongan, sekitar 8orang kalau aku ngga
salah ingat.
Selanjutnya sm seperti kmrn, pagi ktmuan di
terminal. Biarpun Ka Ria dan Gesy sempet lebih memilih utk tinggal di
mess daripada harus bolak-balik terus Bekasi-Cililitan. Sedangkan Ka Evi
ngga naik mayasari. Tapi kami berenam terutama, menjalani masa2
training yg menyenangkan. Sensasi nungguin temen di terminal, macet2an
dan panas2an, rasa takut telat, make up di bus, ngecengin supir mayasari
yg kata Ka Ria cakep, ketawa-ketiwi kalau pengamen bawain lagu yg
nyindir suasana hati, shock ngejar2 mayasari bareng trainer, dan saling
berbagi menghiasi hari2 kami selama hampir tiga minggu. Disini kami
kenal jg sm Leha, Mba Mega dan teman dekatnya Mba Cucu.
Sampai
akhirnya saat penempatan, kami berenam ditempatin di toko yg berbeda.
Kecuali Ka Ria dn Mba Novi, jg bareng sm Mba Mega (Alfamidi Wismajaya)
biarpun Mba Novi cuma beberapa hari disana, krn slnjt nya dipindah ke
Alfamidi Mekarsari. Selain itu, Gesy dan Sari (Alfamidi Zamrud). Ka Evi
bareng sm Leha (Alfamidi Patriot). Dan aku, benar2 sendiri baik di area
maupun di toko (Alfamidi Harapan Baru). Selanjutnya tinggal bagaimana
nasib kami di toko masing2.
***
Alfamidi Harapan Baru, itu tujuanku kini dan hari2 selanjutnya
setelah melewati masa training. Kalau aja boleh milih, pasti midi
harapan baru (disingkat HBR, kode toko sc24) ngga ada di daftar
pilihanku. Selain krn jarak tokonya yg lumayan jauh dari rumahku, jg krn
toko ini dekat dgn tempat kerjaku sebelumnya. Ooh satu lagi, entah knp
toko ini memberi kesan pertama yg kurang mengenakkan buatku. Entah krn
pejabat pertama (Ast. Kepala Toko) yg sepertinya kurang respect dgn
keberadaanku disana, atau memang krn jumlah kasir disana yg sudah banyak
(ada 6, plus kasir freshfood 1) sehingga aku merasa agak tidak
dibutuhkan. Tapi perlu diketahui jg bahwa toko ini termasuk toko yg
salesnya lumayan, agak ramai.
Whatever lahh, yg ada di
pikiranku cuma satu: semua akan baik2 aja, biarkan waktu memberi jalan.
Hari pertama kerja masuk pagi, aku tiba di toko jam 06:15 pagi. Toko
sudah buka, aku melihat seorang pramuniaga yg berdiri di meja kasir. Dia
melihat ke arahku, aku tahu namanya Mas Ucup. Obrolan singkatpun
terjadi, ngga lama krn ada cowok dgn tampang yg agak menyebalkan
(menurutku, saat itu hehhe) menghampiri kami dari arah selasar. Itu
pejabat pertama kami, jauh sebelum aku menginjakkan kaki disini aku
sudah diberi tahu namanya Ka Falah. Ekor matanya melirik ke arahku, lalu
dengan suara hambar yg hampir terdengar tanpa nada ia bertanya:
"Udah ditempatin disini.?" ohoh sepertinya dia bertanya kepadaku, jadi aku harus menjawab.
"Iya pak" jawabku sekenanya.
"Hmm
ya udah, sementara bantuin pramunya dulu aja." lalu berbagai intruksi
diberikan padaku. Bersih2, display, planogram, facing out, pengawasan
dll.
Aku mencoba mengingat, selain mereka berdua di pagi
hari pertamaku di midi HBR, aku bersama 2orang kasir lainnya. Mba
Ningsih, dia termasuk kasir senior disini. Dan juga Mba Mut, NIK nya
cuma beda sebulan sm aku. Siang harinya (waktu yg masuk shift 2 udah
dtg) aku berkenalan lagi dgn yg lainnya. Aku sedang mengerjakan
planogram rak pembalut, ketika seorang cewek menghampiriku dan bergaya
sampai dia terpeleset jatuh sendiri di depanku, namanya Mba Biah (yg
skrg lebih akrab kupanggil Mba Siti). Bukannya malu, dia malah tertawa
cekikikan bersama kasir paling senior yg bernama Mba Tri. Selain itu ada
kasir yg aku ingat jelas paling pendiam, tertutup dan pemalu, itu Mba
Linda. Lalu ketika aku selesai shlt dzuhur, aku bertemu dgn satu kasir
lg yg bernama Mba Eli.
Kasir lain yg ada di divisi
freshfood adlh Mba Diana. Dia satu2nya kasir FF krn yg lain adlh
pramuniaga FF yaitu Mas Abukhori dan Aa Jujun yg waktu itu jg satu shift
jg dgn ku. Kalau utk pejabatnya, Ka Falah dibantu oleh Pak Dhiyannur.
Serta Ka Jajang dan Mas Ragil (bombom) yg saat itu berstatus sbg
Merchandiser. Bukan hal yg sulit bagiku utk mengingat mereka semua, krn
hampir setiap masing2 mereka memiliki cerita tersendiri denganku.
Seperti pramuniaga yg bernama Ronal, yg blm lama kenal aja bilang
menganggapku sbg adik. Lalu ada jg Imam yg paling sering ngeledek aku
dan berbagi pendapat denganku. Selain itu ada jg Akhmadi, dan Adam (mas
bray) yg kata2nya bijak tp mulut sok tahunya itu mgga pernah bisa
berhenti adu argumen denganku.
Aku melamun sejenak,
teringat teman2 trainingku. Mba Mega dan Ka Ria yg saat itu msh di midi
wisma. Mba Novi yg dipindah ke midi mekarsari. Sari yg akhirnya dipindah
ke Kaliabang 2, setelah niat resign klu ngga dipindah2. Ka Evi dan
Gesy yg udah resign duluan. Ahh aku kangen kalian.
Kembali
ke topik. Ngga lama setelah kedatanganku di midi HBR pada 28Mei, krn
suatu alasan Mas Ucup dimutasi. Jadilah aku mewarisi rak snack dan chiki
tanggung jawabnya disini, cukup menarik utk seorang kasir baru. Mulai
update planogram satu persatu, cek expired dan label price. Ketika
mengalami kesulitan saat2 itu, aku sering mendapat bantuan dr Ka Falah.
Aku mulai berfikir bahwa dia tidak semenyebalkan kesan pertamanya,
biarpun bantuannya buatku terkadang mengundang rasa iri terutama dr
kasir2 lain. Tapi yaa begitulah dunia retail. Iri, dengki, hasud, cari
muka, perasaan paling benar, paling capek, paling banyak kerja, dan
paling berpengaruh memang kerap kali memaknai warna-warni dunia retail.
Pikiran berlebihanku pun saat itu ngga perlu terlalu dipermasalahkan,
kurasa. Karena berbagai masalah yg timbul dr faktor internal msh bisa
dihadapi bersama selama kami masih kompak, utuh, saling berbagi dan
saling menjaga. Bahkan faktor eksternal sekalipun.
Aku pun hampir ngga pernah menyangka, akan merindukan walau sedikit, masa2 disana yg dulu kuanggap amat menyebalkan.
***
Retail lagi, retail lagi. Ngebahas dunia retail emank ngga ada
habisnya. Sekitar 2bln pertamaku menjadi bagian keluarga besar Alfamidi
Harapan Baru, ada penambahan karyawan seiring sales toko yg juga terus
meningkat menjelang bulan Ramadhan khususnya. Dua pramuniaga baru, Didi
dan Nandar. Pertama aku kenal mereka biasa2 aja, yaa seperti karyawan
baru pada umumnya. Lalu datang lagi dua pramuniaga baru, Rizal dan Robi
(sayangnya mereka cm gabung sebentar).
Perpindahan dan
arus keluar masuk karyawan terjadi sangat cepat dalam waktu yg relatif
singkat. Ka Jajang dan Mba Eli pindah ke toko Alfamidi Perumnas.
Banyaknya karyawan yg mengundurkan diri jg menjadi salah satu penyebab
ketimpangan formasi internal toko kami. Tentu customer tetap
mengharapkan service maksimal walau dlm kondisi terburuk sekalipun, dan
kami selalu berusaha memberi yg terbaik. Meskipun tak jarang hadiah
berupa cacian, umpatan, celaan, bentakan nada sinis dan kata kasar yg
kami terima, kami akan dan harus selalu tersenyum ramah
(curhat dikit) hehhe
Saat2
sulit ketika jumlah karyawan semakin menipis, sehingga hanya menyisakan
4kasir (aku, Mba Ningsih, Mba Mut, Mba Siti) pramuniaga reguler (Imam,
Adam, Mas Yudi, Nandar) pramuniaga ff (Didi, Mas Abu) pejabat (Ka Falah,
Ka Firman). Situasi seperti inilah yg pada dasarnya membawa kami pada
kebersamaan yg luar biasa bila dikenang. Sensasi setiap malam perubahan
harga, bersama2 semalaman full utk Stock Opname, detik2 penantian
tanggal 28, serta sekian moment lainnya yg cukuplah mengobati sedikit
kemuakan dan rasa sakit hati kami disini. Serba-serbi midi, toko sejuta
cerita, begitulah aku memaknainya.
Jendela pertemananku
pun bukan hanya sebatas karyawan Alfamidi HBR saja, tapi jg para
customer dan karyawan Alfamidi toko lain. Sebut saja namanya Reyza,
Rushmawan, Reni, Vonny, Mas Fery dan beberapa teman yg ngga bisa kusebut
satu persatu. Rasa senasib sepenanggungan memang membuat kami jd amat
mudah mengakrabkan diri, tentu saja bagi yg berharap ada sedikit kisah
cinta seperti di sinetron2 itu ada kalanya memang benar. Bagaimana
tidak, kami menjalani keseharian bersama jd wajar jika ada benih2 cinta
yg tumbuh. Tapi untungnya aku tidak termasuk (hehhe mungkin tidak untuk
karyawan midi lebih tepatnya) dan untungnya jg tidak lama kemudian ada
penambahan karyawan lagi (ada Taufik, Dani, Dana, Faisal, Purwanto,
Fadli-udah resign- Lia dan Teh Devi) yg dapat dikatakan amat membantu
karena tidak lama setelah kedatangan mereka, Imam, Mba Mut, Mba Ningsih
dan Adam jg mengundurkan diri.
Setiap orang punya
karakteristik masing2. Disini kami belajar untuk saling mengerti dan
menghargai satu sama lain, baik dalam berupa latar belakang suku, budaya
atau apapun istilahnya, kami belajar banyak disini. Belajar untuk
mendengarkan. Belajar untuk ikhlas . Belajar untuk sabar. Belajar untuk
selalu bersikap tenang, ramah dan jujur. Integritas dan kerja keras
adalah salah satu modal utama kami. Aku yakin bahwa mereka yg masih
bertahan memiliki alasan2 tertentu yg menguatkannya, sama seperti aku
saat ini. Mungkin saja Alfamidi bukan sebatas tempat kerja, tapi jg
rumah kedua baginya. Sama seperti anggapan keluarga kepada seluruh rekan
kerja. Positif thinking, itulah kuncinya. Bahkan ketika kami kehilangan
banyak teman sebagai rekan kerja, tidak pernah terlintas sedikitpun di
fikiranku bahwa mereka hanya pecundang yg lemah dan lari dari masalah.
Tidak, tidak sedikitpun. Slogan "yang kuat yang bertahan" itu bahkan
tidak berarti apapun dimataku. Kalian bebas memilih jalan hidup yg
terbaik, hanya satu kuncinya: jangan pernah ragu. Karena ketika kalian
memutuskan untuk tidak berjuang bersama kami lagi disini, pada saat
itulah aku tahu bahwa kalian kuat dan sama kuatnya seperti kami yg masih
bertahan. Hanya saja jalan kita berbeda, itu bukan masalah. Ada kalanya
perubahan memang diperlukan. Sejuta impian terhampar di luar sana, raih
dan gapailah sembari tersenyum
Mungkin
terdengar agak sedikit berlebihan jika aku menggunakan kata ganti
'kalian'. Yap, karena mungkin akupun akan sama seperti kalian. Entah
berapa lama lagi aku menjadi keluarga besar Alfamidi Harapan Baru
khususnya, karena rasa jenuh dan berbagai alasan lainnya membuatku
sampai pada satu keputusan. Mutasi atau resign. Kurasa aku sudah cukup
menikmati pahit manis 8bln pertamaku disini. Aku butuh suasana baru,
tantangan baru, dan masalah baru tentunya.
***
Aku
melewati masa2 yg tidak terlupakan selama 8bln pertamaku di Alfamidi
Harapan Baru, memang bukan berarti aku selalu happy disana. Setidaknya
sampai ada beberapa kejadian di luar kendaliku, yg memberi efek lumayan
berpengaruh pd produktivitas kerjaku. Hingga suatu sore, aku sedang
mencetak label price rak sabun dan update planogramnya ketika mendengar
suara mesin print yg berhenti. Segera aku hampiri mesin print di area
server dan berniat untuk mengambil hasil cetakan label price tsb yg
ternyata sudah berpindah ke tangan Ka Falah (kalian tentu ingat pejabat
pertamaku). Dia bicara, dengan seulas senyum yg tampak seperti agak
dibuat2.
"Masih mau pindah toko ngga.? ke Kaliabang 1"
"Hahh.??!!"
aku bingung. Karena bukan sekali duakali dulu aku minta pindah toko,
tapi selalu ditolak dgn alasan toko kamipun kekurangan kasir. Tapi skrg
ketika aku mulai mencoba dan sedikit berhasil menemukan kenyamanan baru
meski dalam konteks yg agak sedikit berbeda disini, ia..
"Kalau
masih mau nanti diurus, biarin aja disini kasirnya 4 gapapa" ujarnya
enteng. Seringan kertas label price rakku yg kini ada di tangannya.
Refleks aku ambil paksa kertas itu (memang agak tdk sopan), tapi ia
berhasil berkelit dan alhasil kertas itu tetap di tangannya.
"Jawab dulu.." ia kembali bersuara.
"Oh, emang knp.? tau2 nawarin pindah" ucapku asal, mataku masih melirik kertas yg ada di tangannya.
"Yaa
biar deket rumah, kasian ibunya arum klu nganter jmput disini
kejauhan.." Matanya sejenak seperti ekspesi org sedang menerawang,
akupun berhasil merebut kertasku yg dipegangnya. Lalu berkata..
"Terserah
klu emang mau dipindah.." aku bicara sambil berlalu, menuju rak cepat2
menyelesaikan pekerjaanku sblm toko mulai ramai dan aku harus stand by
di meja kasir.
Sore hari hujan turun dengan anngun
membasahi kota Bekasi. Ka Falah berjalan ke arah pintu toko dan persis
dihadapanku ia berkata:
"Besok ngga usah masuk disini lagi" Aku
melongo. Hingga malam waktu pulang aku ngga sempat bertanya lagi, apa
maksud ucapannya. Kalau memang udah dipindah, masa iya begitu caranya.?
Aku
jd bingung harus masuk apa dan dimana besok. Semalaman suntuk otakku
mampet, yg ada di fikiranku saat itu hanya aku udah ngga diangep, dan
ngga dibutuhin lagi di Harapan Baru. Sementara aku ngga yakin akan
diterima dgn baik di Kaliabang 1, kalau blm ada konfirmasi serah terima
karyawan disana. Aku merasa terbuang, atau dibuang lebih tepatnya. Semua
perjuanganku di toko selama ini seolah ngga ada artinya sama sekali.
Terlebih saat aku ingat bahwa besok giliran aku libur, tp krn aku
tukeran libur sm Teh Devi itu berarti besok aku harus masuk pagi, di
Harapan Baru. Entah kedatanganku msh diharapkan atau tdk, setelah perang
batin yg lumayan menyiksa aku memutuskan untuk berangkat. Semata-mata
krn aku merasa harus professional menggantikan posisi Teh Devi pagi ini,
meskipun aku mungkin udah diusir secara halus kemarin.
Aku masuk toko seperti biasa hari itu. Karena tak lama berselang saat aku kembali menginjakkan kakiku disana, Ka Falah bicara:
"Sorry
smlm ketiduran, nanti pindahnya awal Januari. Skrg bantu2 disini dulu
takut rame" O-ohh. Saat ini aku benar2 bisa menyimpulkan betapa sebuah
kata2 dapat terasa amat berarti, dan menyakitkan sekaligus hampir dlm
waktu yg bersamaan. Aku menikmati hari2 terakhirku sebagai kasir disana,
merasakan kedekatan dan kenyamanan dgn sesama karyawan satu sama lain.
Sampai tepat pada awal Januari, aku melihat ke data jadwal di komputer
server, yg blm sempat di print-out. Membacanya dengan sedikit berhati2
sampai mataku sakit lantaran lupa berkedip.
"Knp jadwalku dibikin full ampe akhir bulan.? kann katanya awal bulan jg udh dipindah gmn sii" ujarku sambil merengut.
"Ngga jd pindahnya" semudah itu kata yg keluar dr mulut Ka Falah.
Perasaanku
campuraduk antara marah sedih dan kecewa. Aku uring2an hari itu, dan
hari2 selanjutnya. Untungnya tidak berlangsung lama krn pd hari ketiga
diawal tahun 2012, aku dpt tlp dr toko.
"Besok masuk siang ya di Kaliabang 1" aku kenal itu suara Ka Falah.
"Hahh.? besok kann harusnya aku libuur ka" ucapku dgn nada pasrah.
Setelah
sedikit berdebat, akhirnya akupun menurut. Siang keesokan harinya, aku
tiba di depan Alfamidi Kaliabang 1. Dengan langkah pasti aku membuka
pintu toko, terlihat 2kasir (setelah kenalan aku tau namanya Mba Is dan
Emy) sedang di area server. Sebelum ada lirikan penuh tanda tanya aku
memulai pembicaraan:
"Mba, pejabatnya ada.?"
"Pejabatnya lg ke Harapan Baru, mba. Nganterin kasir yg pindah kesana" Emy yg menjawab.
"Oh, aku kasir pindahan dari Harapan Baru. Kirain aku doang yg dipindah, ternyata di rolling yaa" ujarku.
"Iyaa mba, sii Deliska pindah kesana. Mba, Mba Arum yaa.? tanyanya. Rupanya ia sudah tau namaku.
Aku
berjalan ke area gudang, disana perkenalanku pun berlanjut. Ada 2org yg
sudah lama aku kenal sblm nya krn aku jg pernah in store di toko ini,
aku ingat namanya Ka Teguh dan Mas Arif. Lalu selebihnya aku berkenalan
dgn Mba Diah, Nita, Anjar, Yuhan, Mas Ipul dan pejabat pertamaku Pak
Maman. Lalu ketika toko kami butuh perbantuan pejabat dari toko lainpun,
itulah pertama kali aku mengenal Mas Fery dan Aa Dian.
Jujur
aku melewati hari2 pertamaku dgn cukup banyak adaptasi, krn segala
sesuatunya berbeda disini. Kalau boleh bisa dibilang, berbanding
terbalik 180derajat. Aku merasa harus bisa mengambil banyak pelajaran
dari kedua elemen yg berbeda itu krn semua ada sisi baik dan buruknya.
Tentunya serba- serbi midi akan dan selalu ada disini, aku menjalani
masa2 sulit antara krisis kepercayaan dan keterbukaan. Hal2 tdk
menyenangkan diluar kendali memang pasti terjadi, saat ketika harus ada
suara mayoritas yg harus didengar meski blm teruji keabsahannya. Aku
berusaha untuk bersikap netral dan terbuka pada setiap dinamika maupun
perbedaan yg muncul. Mencoba bersikap tenang, mengesampingkan ego meski
dlm kondisi yg amat sulit sekalipun. Integritas dan loyalitas tetaplah
yg utama. Sampai akhirnya aku sampai pd satu keputusan yg merupakan
akhir dari perjalananku di Alfamidi, dan semoga saja menjadi awal yg
baik bagiku utk memulai di tempat dan kesempatan lain. Resign.
***
nb: maaf nd makasi buat temen2 midi smua,, slmt berjuang
^-^THE END^-^
11 komentar:
Kak Arum sekarang dimana setelah Resign dari Midi??
Aq Oby dari Alfamidi Ratna2 Bekasi.
Aq jg mulai jenuh Kak sudah hampir 1th di toko itu semenjak buka 9 mei 12"..
wahh maaf yaa udah lama ngga buka blog,, masih ngga jauh-jauh dari retail lahh..
Gimana sih caranya resign ? Dan biaya penalty yg dikenakan perusahaan berapa apa bila baru bekerja selama 1 bulan , ? Mohon pencerahannya mbk :)
kalo sekarang sih aku kurang tau yaa :)
soalnya kalo dulu sih masih banyak yg resign nya dadakan,, dan ngga dikenakan biaya penalty :)
Lika liku kerja di retail memang berasa banget, lebih ke loyalitas nya . capek luar biasa. Saya salut dengan mba :)
Ngalamin pnya kepala toko yg nyebelin bgt .. Huft
Aku bru resign dr retail tadinya pgn ke midi tp liat cerita ini jd inget alasanku resign😂😂
mba kira2 bisa g di share rangkain testnya dri awal bgt. apa ada bagian mnjawab perkalian? krn saya melewatkan kesempatan ini cuma krn tkut matematika
Sy resign dri Indomaret sekarang masih menunggu panggilan but training di midi,semoga ga sama2 ngejengkelin kaya di IDM dah aminn -_-
Sy resign dri Indomaret sekarang masih menunggu panggilan but training di midi,semoga ga sama2 ngejengkelin kaya di IDM dah aminn -_-
Mba pernah kerja di retail mana? Knp resign? Karna cerita mba sama seperti cerita saya
Posting Komentar